TEMPO. CO, Jakarta - Grab Indonesua mulai mengoperasikan layanan GrabBajay untuk memesan kendaraan bajaj, mulai hari ini, Kamis, 23 Mei 2019. Head of Public Affairs Grab Indonesia Tri Sukma Anreianno mengatakan, layanan tersebut khusus disediakan untuk warga Jakarta dan wisatawan yang hendak memilih bajaj sebagai moda transportasi.
BACA: Survei Terbaru: 75 Persen Konsumen Tolak Tarif Baru Ojek Online
"Bajaj adalah satu alternatif transportasi yang ikonis. Keberadaannya sudah lama di Jakarta. Kami ingin Grab punya kearifan lokal," ujar Tri Sukma dalam peluncuran GrabBajay di Gedung Arsip Nasional, Jakarta Barat, Kamis siang, 23 Mei 2019.
Sukma mengatakan, pada awal layanan GrabBajay, pihaknya menggandeng 60 mitra pengemudi bajaj di kawasan Jakarta Pusat. Para pengemudi ini telah lolos verifikasi dan memenuhi syarat-syarat administrasi sebagai mitra Grab.
Adapun pengemudi-pengemudi ini bakal melayani penumpang di rute-rute khusus. Di antaranya Stasiun Kota, ITC Mangga Dua, Stasiun Sawah Besar, Stasiun Mangga Besar, dan Pasar Baru. Di luar zona itu, GrabBajay tidak dapat digunakan oleh konsumen. "Karena memang ini wilayah yang banyak pasarnya. Pengemudi bajaj juga biasa terkonsentrasi di situ," ujar Tri Sukma.
Baca Juga:
Meski rute yang disediakan dan jumlah mitra masih terbatas, Tri Sukma optimistis kalau pengemudi bajaj di Jakarta bakal tertarik bergabung bersama aplikator Grab. Sebab, ia mengklaim para pengemudi bajaj telah menanti-nanti penyediaan aplikasi ini sejak lama.
Ihwal tarif, Tri Sukma mengatakan ongkos GrabBajay dihitung per kilometer. Perusahaan menetapkan tarif Rp 3.000 per kilometer. Hitungan tarif ini dianggap pas karena berada di tengah-tengah antara tarif grabbike dan grabcar. Sedangkan tarif flagfall atau tarif minimal ialah Rp 9.000 untuk kondisi normal. "Harga bisa berubah kalau hujan," ucap dia.
Grab menerapkan skema pembagian laba absolut dengan mitra pengemudi untuk GrabBajay. Tanpa menjelaskan hitungan pembagian laba yang dimaksud, Tri Sukma mengatakan aplikator tak mengambil persentase 20 persen seperti yang diterapkan pada grabbike dan grabcar.
Baca juga: Alasan Para Pengemudi Ojol Go-Jek Besok 12 Jam Mogok Nasiona
Kepala Bidang Angkutan Jalan Dinas Perhubungan DKI Jakarta Masdes Arouffy mengatakan saat ini ada sekitar 10 ribu armada bajaj di Jakarta. Seluruh unit bajaj itu dinaungi oleh 12 hingga 13 operator.
Masdes mengatakan, dari 10 ribu armada, yang tercatat secara resmi di dinasnya hanya 6-7 ribu. Masdes membuka peluang ribuan pengemudi bajaj ini bergabung dengan Grab. "Syaratnya harus lolos uji KIR," ucapnya. Untuk bergabung dengan aplikator, pengemudi juga dapat dibantu oleh operator.